Mencoba SCRUM dalam Web Development

Andruw
3 min readSep 25, 2021

--

Sebuah pengalaman pengembangan web dengan SCRUM dari kacamata developer.

Photo by Eden Constantino on Unsplash

Selama beberapa bulan terakhir di tahun lalu, saya ikut terlibat dalam tim yang mengerjakan pengembangan sebuah web yang berbeda dalam hal cara pengembangannya.

Kami menggunakan SCRUM untuk mengelola tim dalam pengembangan sebuah platform berbasis web. Kali ini saya akan berbagi beberapa hal yang dilakukan dan beberapa kesan yang di dapat. Mari kita mulai.

Project Overview

Sebagai gambaran fungsional, platform ini memungkinkan untuk melakukan pembuatan konten untuk sebuah landing page. Konten tersebut merupakan presentasi dari data yang diambil dari beberapa vendor penyedia data.

Stakeholder

Selama pengembangan ada beberapa orang yang terlibat seperti tim pengembang maupun orang di luarnya yang disebut sebagai Stakeholder. Secara sederhana ada beberapa stakeholder, yaitu :

1. Product Owner : Pemilik produk (PO)

2. Project Manager : Manager tim selama pengembangan (PM)

3. Devs Team : Tim pengembang backend dan frontend serta team lead (TL)

4. Quality Assurance : Tester fungsional dan UI/UX produk

5. Customer / Client : Pengguna dari platform

Ritual

Pada pengembangan platform tersebut digunakan SCRUM sebagai kerangka kerja atau framework. SCRUM adalah framework dan bukan metodologi, yang berarti aktivitasnya bisa di sesuaikan lebih leluasa sesuai kebutuhan pengembangan. Berbeda dengan metodologi yang aktivitas atau alur kerjanya harus diikuti dan kaku untuk dimodifikasi.

Dalam pengembangan platform ini beberapa ritual yang biasa ada dalam SCRUM, yaitu :

1. Daily Standup : Meeting harian sebelum bekerja, selamat 15 menit.

2. Sprint : Masa pengembangan, dengan durasi 2 minggu.

3. Sprint Planning : Perencanaan, apa yang akan dikerjakan dalam sprint.

4. Sprint Retro & Review : Evaluasi selama sprint dan pengembangan.

Tools

Untuk membantu dalam penerapan SCRUM, digunakan beberapa tool yang mendukung rutinitas pengembangan dan SCRUM itu sendiri. Berikut adalah beberapa tools yang digunakan :

1. Google Meet : untuk meeting.

2. Gitlab Issue Board : untuk task management.

3. Google Jam Board : untuk sprint retro

Ticketing Format

Untuk bagian ticketing biasanya ditulis dengan format yang memuat beberapa hal sebagai berikut :

1. User Story

2. Issue(s)

3. Acceptance Criteria / Goal

4. Technical Artefact

5. UI / UX Artefact

6. Priority Level ( Critical, High, Medium, Low)

7. Category / Scope (e.g dashboard, api, admin page)

8. Additional Details / File :

  • Attached
  • Referred / link
  • Written

Activity
Selama pengembangan ada beberapa aktivitas yang dilakukan. Secara singkat akan dijabarkan apa yang dilakukan seperti berikut :

  1. Daily Standup
  • 3 Question Rule
  • Product owner atau project manager memberikan development priority.

2. Development

  • Devs team mengambil ticket secara mandiri / di-assign oleh PM atau TL.
  • Diskusi lintas devs role dan QA.
  • Diskusi dengan anggota stakeholder lain.

3. Ticketing

  • PM / PO / TL membuat ticket
  • Devs bisa membuat ticket dengan persetujuan dari PM / TL
  • Ticket utama dibuat ketika sprint planning
  • Ticket juga bisa dibuat ketika sprint berlangsung selama dalam scope
  • Ticket juga bisa dibuat sebagai breakdown dari ticket lain

4. Sprint Planning

  • Memutuskan Scope, prioritas atau goals untuk sprint berikutnya
  • Dihadiri oleh PM, TL, Devs dan QA
  • Durasi 1 jam
  • Update terkait projek atau produk
  • Menentukan awal dan akhir dari Sprint

5. Sprint Retro

  • Durasi 1 Jam
  • Dihadiri oleh PM, TL, Dev dan QA
  • Berbagi pendapat mengenai pengalaman dari sprint terakhir
  • Berdiskusi perihal apa yang telah berjalan baik, perlu diperbaiki dan ide untuk sprint berikutnya.
  • Membuat Todo, Done, Ongoing list
  • PM akan melapor kepada PO

Kesan

Ada beberapa kesan yang didapat selama menerapkan SCRUM, seperti :

  1. Pengembangan terasa lebih cepat dan pencapaian terasa lebih nyata.
  2. Adanya kesamaan pemahaman situasi dari pengembangan.
  3. Jika belum terbiasa butuh adaptasi menjadi self-manage & self-driven

Penutup

Penerapan SCRUM terasa memberikan perasaan lebih terapresiasi dalam hal hasil pekerjaan dan lebih merdeka dalam hal menentukan apa yang ingin dikerjakan. Meskipun begitu setiap anggota tim harus bisa untuk berkolaborasi namun tetap mandiri.

--

--

Andruw
Andruw

Written by Andruw

PHP/Laravel Developer | Web Tech Enthusiast

No responses yet